Catatan Kecil Untuk BSA
Reflinaldi
Alumni BSA
Satu hal penting yang dapat dipelajari di BSA adalah 'concepting
skills'. Mengapresiasi nilai-nilai konseptual yang melandasi langkah
organisasi secara khusus atau komunitas secara umum. Sejak dulu (hingga
sekarang), nilai-nilai konseptual ini menjadi ruh komunitas mahasiswa
BSA.
Salah satu konsekuensi pengamalan nilai-nilai ini adalah
munculnya dialektika alot bin rumit pada tataran konsep. Konsep jauh
lebih penting. Konsep adalah pondasi, 'asas li kulli syai'. Terjun ke gelanggang tanpa konsep hukumnya haram di BSA. Tentang teknis, itu fleksibel, selagi efektif, efisien, dan ngonteks.
Inilah yang saya kira menjadi akar sikap kritis bagi mahasiswa BSA. Terlatih untuk berpikir mandiri dan memiliki ideologi yang menganut nilai tersendiri pula. Sehingga mahasiswa BSA itu memiliki karakter dan identitas, yang membuatnya berbeda dengan yang lain. Tidak mudah digiring dan diseret dalam kepentingan.
Hingga imej mahasiswa BSA (yang biasanya) tidak mudah diatur menjadi bisa untuk dijelaskan. Semuanya berakar dari nilai-nilai konseptual tadi. Mahasiswa BSA memiliki level kooperatif yang tinggi dengan siapapun selagi terdapat padanya konsep yang bersubstansi sama. Sebaliknya menolak terhadap segala hal yang tak dilandasi nilai dan konsep yang matang dan jelas, apalagi bersifat seremonial semata.
Biasanya, kultur seperti ini selalu diwariskan. Tapi apakah hal seperti itu sekarang masih ada atau tidak, saya kurang tau. Entah di sana masih ada insan yang dijuluki 'maha'siswa atau tidak, saya juga kurang jelas. Nilai-nilai seperti apa yang menjadi landasan pergerakan, perjuangan, dan aktivitas mahasiswa BSA, Allahu A'lam.
Komentar
Posting Komentar